INILAH.COM, Jakarta - Kembalinya empat anggota Komite Eksekutif PSSI, yang telah diterima oleh Djohar Arifin Husin, takkan berjalan lancar. Dua anggota Komite Eksekutif lainnya melawan.

La Nyalla Mattalitti, Toni Aprilani, Roberto Rouw dan Erwin Dwi Budiawan dipecat dari jabatannya sebagai anggota Komite Eksekutif terkait konflik, yang akhirnya meruncing menjadi dualisme organisasi. Jumat (22/2/13), keempatnya sudah menunjukkan itikad baik untuk kembali dan diterima oleh ketua umum Djohar Arifin Husin di kantor PSSI.

Namun langkah awal penyelesaian kemelut sepak bola nasional ini mendapat tentangan dari dua anggota Komite Eksekutif lainnya, Sihar Sitorus dan Bob Hippy.

“Bahwa kedatangan empat Exco (Komite Eksekutif) terhukum ke kantor PSSI adalah kunjungan “tamu dadakan,” demikian bunyi pernyataan yang dirilis di situs resmi PSSI, mengatasnamakan Sihar dan Bob.

“Bahwa kedatangan empat Exco terhukum tersebut, bersifat seremonial, tidak ada substansinya, karena banyak komitmen yang harus dilakukan/dinyatakan oleh keempat Exco terhukum tersebut sebelum kembali, berkaitan dengan status aktifitas sepakbola mereka di luar PSSI,” lanjut pernyataan tersebut.

Keduanya juga menyoroti pernyataan La Nyalla dan kubunya, yang meminta pemecatan sekretaris jenderal PSSI Halim Mahfudz.

“Empat Exco terhukum tersebut tidak pada posisi dan tidak memiliki kapasitas untuk berbicara mengenai urusan internal PSSI pada saat ini, khususnya pernyataan, tentang pemecatan Sekjen.”

“Tentunya PSSI menunggu peryataan ke-4 Exco terhukum yang lebih bermakna seperti poin-poin lainnya yang telah diputuskan dalam Road Map PSSI kepada FIFA di Tokyo, KLB Palangkaraya, dan surat terkini dari FIFA kepada Pemerintah.”

Komite Eksekutif merupakan badan tertinggi PSSI, yang terdiri ketua umum PSSI, wakil ketua umum PSSI dan sembilan anggota.

Pada kunjungan La Nyalla dkk pada hari Jumat, hanya Djohar yang berada di kantor PSSI. Tidak ada wakil ketua umum Farid Rachman dan lima anggota lainnya yakni Tuti Dau, Sihar Sitorus, Bob Hippy, Widodo Santoso dan Mawardi Nurdin.

Baik La Nyalla maupun Djohar sudah sepakat menyelesaikan konflik sepak bola nasional ini lewat Kongres PSSI yang direncanakan bakal digelar di Jakarta pada 17 Maret 2013. Jika hingga 20 Maret konflik belum juga selesai, Indonesia akan dijatuhi sanksi oleh FIFA.